NBRS Corp

Hijrah: Antara FOMO dan Perubahan Menjadi Lebih Baik

30 November 2021   |   Anisa Wakidah

NBRSCorp- Beberapa tahun terakhir, semarak hijrah membooming di kalangan masyarakat Indonesia. hal ini ditandai dengan maraknya media sosial yang menyediakan konten-konten hijrah.


Fenomena ini lantas memberikan stigma positif dan negatif dalam waktu bersamaan. Pandangan positif yang timbul adalah adanya gerakan kolektif dan saling mendukung dalam konteks perubahan menjadi lebih baik.


Motivasi kolektif juga turut hadir menyemarakkan fenomena ini, misalnya seperti kalimat “kita bukan orang baik, tapi kita hanya berusaha mencoba menjadi lebih baik”.


Di samping sisi baik, tentu sebagian dari pengamat memandang bahwa fenomena ini hanya sebagai aksi kolektif semata. artinya ensensi hijrah dalam ranah upaya perbaikan diri tidak dihadirkan.


Lalu, Bagaimana Kita Seharusnya Memposisikan Kita?


Hijrah merupakan salah satu perintah Allah SWT dan juga hal yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Dalam Al-Quran, kata hijrah diulang sejumlah 31 kali, yang mengacu pada makna-makna sebagai berikut: 


  1. Perintah meninggalkan keburukan dan kemaksiatan (QS al-Muddatstsir,74:5);

  2. Berpaling dari isteri yang tidak patuh (QS al-Nisâ',4:34)

  3. Meninggalkan orang-orang yang tidak beriman dengan cara  yang baik, tanpa melukai hati mereka (QS al-Muzammil,73:10)

  4. Kembali kepada  Allah dengan harapan mendapatkan hidayah-Nya (QS al-Ankabût, 29:26), dll.


Oleh karena itu, hijrah sebagai bentuk perubahan menjadi lebih baik perlu diterapkan seorang muslim. evaluasi dan perbaikan merupakan hal yang positif untuk menunjukkan kualitas diri seorang muslim yang semakin baik. 


Sejatinya, manusia merupakan makhluk yang tidak luput dari salah dan lupa. Untuk itu, kesadaran untuk selalu memperbaiki diri harus dipupuk di dalam hati.


Disisi lain, terkait dengan tanggapan miring terkait aksi kolektif semata seharusnya tidak menyututkan langkah kita dalam menuju arah yang lebih baik. karena pada hakikatnya, niat dan maksud itu letaknya di dalam hati.


Maka dari itu, penting bagi kita untuk memeriksa kembali niat di hati, apakah hijrah yang kita lakukan ditujukan untuk mendapatkan pujian manusia, sekedar FOMO (Fear of Missing Out) atau diri kita benar-benar ingin menjadi pribadi yang lebih baik serta mengharapkan ridho dan pahala dari Allah Ta’ala.


Lalu Sebenarnya Apa Sih Itu Hijrah?


Hijrah secara bahasa merupakan kata serapan bahasa dari Bahasa Arab dari kata hijrah (هِجْرَةٌ) dan berasal dari akar kata hajara (هَجَرَ) yang berarti berpindah (tempat, keadaan, atau sifat), atau memutuskan. Lebih lanjut hijrah dimaknai sebagai memutuskan hubungan antara dirinya dengan pihak lain, atau panas menyengat, yang memaksa pekerja meninggalkan pekerjaannya.


Dilansir dari situs uin-alauddin.ac.id, dalam pengertian syar’iy, hijrah merupakan perpindahan Rasulullah saw. bersama sahabat-sahabatnya dari Mekkah menuju Madinah. Hijrah yang dilakukan nabi dilakukan kira-kira tahun ke-13 dari masa kenabiannya.


Hijrah tersebut juga dimaknai sebagai perpindahan dalam rangka meninggalkan kampung kemusyrikan menuju suatu kampung keimanan serta dalam upaya melakukan pembinaan dan pendirian masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 


Berdasarkan uraian di atas hijrah dapat diartikan sebagai usaha meninggalkan tempat, keadaan, atau sifat yang tidak baik menuju pada perubahan yang baik di sisi Allah dan Rasul-Nya (kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw.)


Baca juga Artikel Tips & Trik atau Artikel Berita lainnya.


Penulis: Anisa Wakidah


Komentar (0)
Untuk berkomentar, harap Masuk atau Registrasi terlebih dahulu