NBRS Corp

8 Amalan Sunnah di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

5 Juli 2022   |   Anisa Wakidah

NBRS Corp – 10 hari pertama bulan Dhulhijjah merupakan hari-hari paling mulia dalam 1 tahun. Pada bulan tersebut, Allah menurunkan rahmat kepada umatnya dengan melipatgandakan setiap alaman di bulan ini.

 

Rahmat Allah yang luas di bulan haram ini disebutkan dalam sumpah Allah pada QS. Al-Fajr : 1-2.

 

وَالۡفَجۡرِۙ وَلَيَالٍ عَشۡرٍۙ

“Demi fajar (1); dan malam yang sepuluh (2)”

 

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengingatkan hambanya dalam QS. Al Baqoroh: 203

 

وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ ۗ

“Dan berzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya.”

 

Hal ini sebagaimana Hadits Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, yakni ‘Tidak ada hari di mana amal saleh lebih dicintai Allah daripada di (sepuluh) hari ini'. [Abu Daud]

 

Oleh karena mulianya bulan Dhulhijjah ini, berikut 8 amalan sunnah yang bisa Anda lakukan dalam usaha memohon ampunan Allah serta memaksimalkan amalan terbaik di 10 hari pertama bulan Dhulhijjah.

 

8 Amalan Sunnah Bulan Dhulhijjah yang Dapat Anda Ikuti

 

1. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah

 

Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain: sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

 

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة

 

“Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga“.

 

2. Puasa Sunnah di 9 Hari Pertama Bulan Dhulhijjah

 

Selain anjuran berpuasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, umat muslim juga disunnahkan melaksanakan puasa pada 8 hari pertama bulan Dzulhijjah.

 

Seperti halnya malam Lailatul Qadr sebagai malam yang paling diberkahi, Arafah merupakan hari yang diberkahi. Sama halnya, saat Anda meniti amalan satu per satu untuk mendapatkan Malam Lailatur Qadr, pada hari Arafah Allah berjanji dalam mengapus dosa dua tahun bagi hambanya yang berpuasa.

 

Mengutip dari Rumaysho.com, dalil yang mendukung anjuran puasa di 10 hari pertama Dzulhijjah adalah hadits dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْر

 

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya (hijriyah), …” (HR. Abu Daud no. 2437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

 

3. Berdzikir

 

Amalan dzikir merupakan amalan yang efektif. Tidak hanya di masjid dan di rumah, berdzikir dan mengingat Allah dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

 

فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

 

“Maka perbanyaklah di hari-hari tersebut dengan tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR. Ahmad, Shahih)

 

“… Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan…” (QS. Al-Hajj:28)                                                                                                                                                         

 

Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk memperbanyak takbir mutlak. Dalam pengamalannya, takbir mutlak tidak dibatasi waktu dan tempat. Boleh dikerjakan saat di pasar, di jalan, di kendaraan, di rumah, dan kita diperintahkan untuk terus bertakbir seperti layaknya takbiran hari raya.

 

4. Memperbanyak Membaca Al-Qur’an

 

Membaca Al-Qur'an adalah salah satu ibadah terbaik yang bisa kita lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari keridhaan-Nya.

 

5. Memperbanyak Sedekah

 

Banyak dari kita memaksimalkan sedaqah kita selama sepuluh malam terakhir Ramadhan, akan tetapi sepuluh hari pertama Dzulhijjah sama berharganya dan menghadirkan kesempatan sempurna untuk mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

 

Hasan al-Basri radhiyallahu anhu berkata, 'Pergi untuk memenuhi kebutuhan saudaramu lebih baik bagimu daripada melakukan haji setelah haji'.

 

Membantu saudara dan saudari kita yang membutuhkan adalah salah satu tindakan yang paling dicintai Allah.

 

6. Taubat

 

Taubat membawa kita lebih dekat kepada Allah dan membersihkan jiwa kita. Allah berfirman dalam QS. Al Hud:3

 

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ

 

"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat."

 

7. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya

 

Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.

 

8. Berqurban

 

Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari berqurban (Idul Adha) kemudian hari al-qarr (11 Dhulhijjah).” (HR. Abu Daud & Ibnu Khuzaimah).

 

“Hari Tasyriq adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah.” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nas’'i)

 

Di antara dalil mereka adalah firman Allah Ta’ala,

 

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

 

“Dirikanlah shalat dan berkurbanlah (an nahr).” (QS. Al Kautsar: 2).

 

Yang menunjukkan wajibnya pula adalah hadits Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

 

Barangsiapa yang memiliki kelapangan (rizki) dan tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ibnu Majah no. 3123. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

 

Komentar (0)
Untuk berkomentar, harap Masuk atau Registrasi terlebih dahulu